SEJARAH SULTAN SALAHUDDIN AL AYUBI SANG PEMBELA ISLAM SANG MACAN PERANG SALIB


sultan-salahudin-alayubi
Salahudin Al-Ayubi atau tepatnya Sholahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub, Salah Ad-Din Ibn Ayyub atau Saladin menurut lafal orang Barat menyebutkan namanya, adalah salah satu pahlawan besar dalam tharikh (sejarah) Islam.

Sebagai pahlawan semasa perang salib yang dikenal karena kelemah lembutannya baik kepada lawan sekalipun si macan perang salib.

Yusuf bin Najmuddin al-Ayyub adalah seorang jenderal dan pejuang muslim suku Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Dilahirkan di tikrit, Iraq.

Shalahuddin atau saladin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1138M.

Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nur Ad-Din atau Nuruddin Zangi.

Selain belajar Islam, Shalahuddin pun mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya Asaddin Shirkuh, seorang panglima perang Turki Seljuk.

Kekhalifahan. Bersama dengan pamannya Shalahuddin menguasai Mesir, dan mendeposisikan sultan terakhir dari kekhalifahan Fatimid (turunan dari Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW).

Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr.

Sultan saladin/ Salahuddin Al-Ayubi
Memerintah 1174 M. – 4 Maret-1193 M.
Dinobatkan 1174 M.
Nama lengkap Yusuf Ayyubi
Lahir 1138 M. di Tikrit, Iraq
Meninggal 4 Maret-1193 M. di Damaskus, Syria
Dimakamkan Masjid Umayyah, Damaskus, Syria
Pendahulu Nuruddin Zengi
Pengganti Al-Aziz
Dinasti Ayyubid
Ayah Najmuddin Ayyub

Salahuddin atau saladin cukup terkenal di dunia Muslim maupun Kristen karena jiwa kepemimpinan, kekuatan militer dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib.

Selain itu Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga merupakan seorang ulama. Ia pun memberikan catatan kecil dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud.

Satu konsep dan budaya dari pahlawan perang ini adalah penggas perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid untuk membangkitkan semangat perang para prajuritnya, yang berasal dari kata milad yang artinya tahun, bermakna seperti pada istilah ulang tahun.

Berbagai perayaan ulang tahun di kalangan/organisasi muslim sering disebut sebagai milad atau miladiyah, meskipun maksudnya adalah ulang tahun menurut penanggalan kalender Masehi.

Diangkat jadi wazir ( perdana mentri ) di mesir. 

Pada tahun 1169 Sultan Saladin diangkat menjadi wazir (perdana menteri), dan menerima tugas sulit untuk mempertahankan Mesir dari serangan Raja Latin Yerusalem, khususnya Amalric I.

Kedudukannya cukup sulit pada awalnya, bahkan sedikit orang yang beranggapan ia tidak akan berada cukup lama di Mesir mengingat sebelumnya telah banyak terjadi pergantian pergantian kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir karena disebabkan bentrok yang terjadi antar anak-anak Kalifah untuk posisi wazir.

Sebagai pemimpin dari pasukan asing Suriah, dia juga tidak memiliki kekuasaan atas pasukan Syi’ah Mesir yang masih berada di bawah Khalifah yang lemah, Al-Adid. “Ketika Tuhan memberiku negeri Mesir, aku yakin bahwa Dia juga bermaksud memberiku tanah Palestina,” itulah Kata-kata yang paling di ingat umat Muslim dari Sultan Saladin.

Dinobatkannya Shalahuddin menjadi sultan Mesir membuat kejanggalan bagi anaknya Nuruddin, Shalih Ismail. Hingga setelah tahun 1174 Nuruddin meninggal dunia, Shalih Ismail bersengketa soal garis keturunan terhadap hak kekhalifahan di Mesir.

Akhirnya Shalih Ismail dan Shalahuddin berperang dan Damaskus berhasil dikuasai Sholahuddin. Shalih Ismail terpaksa menyingkir dan terus melawan kekuatan dinasti baru hingga terbunuh pada tahun 1181.

Shalahuddin memimpin Syria sekaligus Mesir serta mengembalikan Islam di Mesir kembali kepada jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Selalu berhasil mengalahkan crusader dari eropa.

Dalam menumbuhkan wilayah kekuasaannya Shalahuddin selalu berhasil mengalahkan serbuan para Crusader dari Eropa, terkecuali satu hal yang tercatat adalah Shalahuddin sempat mundur dari peperangan Battle of Montgisard melawan Kingdom of Jerusalem (kerajaan singkat di Jerusalem selama Perang Salib).

Namun mundurnya Sholahuddin tersebut mengakibatkan Raynald of Châtillon pimpinan perang dari The Holy Land Jerusalem memrovokasi muslim dengan mengganggu perdagangan dan jalur Laut Merah yang digunakan sebagai jalur jamaah haji ke Makkah dan Madinah.

Lebih buruk lagi Raynald mengancam menyerang dua kota suci tersebut, hingga akhirnya Shalahuddin menyerang kembali Kingdom of Jerusalem di tahun 1187 pada perang Battle of Hattin, sekaligus mengeksekusi hukuman mati kepada Raynald dan menangkap rajanya, Guy of Lusignan.

Akhirnya seluruh Jerusalem kembali ke tangan muslim dan Kingdom of Jerusalem pun runtuh. Selain Jerusalem kota-kota lainnya pun ditaklukkan kecuali Tyres/Tyrus.

Jatuhnya Jerusalem ini menjadi pemicu Kristen Eropa menggerakkan Perang Salib Ketiga atau Third Crusade.

Perang salib Ketiga.

Perang Salib Ketiga ini menurunkan Richard I of England ke medan perang di Battle of Arsuf. Shalahuddin pun terpaksa mundur, dan untuk pertama kalinya Crusader merasa bisa menjungkalkan invincibilty Sholahuddin.

Dalam kemiliteran Sholahuddin dikagumi ketika Richard cedera, Shalahuddin menawarkan pengobatan di saat perang di mana pada saat itu ilmu kedokteran kaum Muslim sudah maju dan dipercaya.

Pada tahun 1192 Shalahuddin dan Richard sepakat dalam perjanjian Ramla, di mana Jerusalem tetap dikuasai Muslim dan terbuka kepada para peziarah Kristen.

Setahun berikutnya Shalahuddin meninggal dunia di Damaskus setelah Richard kembali ke Inggris.

Bahkan ketika rakyat membuka peti hartanya ternyata hartanya tak cukup untuk biaya pemakamannya, hartanya banyak dibagikan kepada mereka yang membutuhkannya.

Selain dikagumi Muslim, Shalahuddin atau Saladin mendapat reputasi besar di kaum Kristen Eropa, kisah perang dan kepemimpinannya banyak ditulis dalam karya puisi dan sastra Eropa, salah satunya adalah The Talisman (1825) karya Walter Scott.

Ada beberapa fakta unik dari Sultan saladin yang luar biasa diantaranya :

1. Menaklukkan Yerusalem Tanpa Membunuh Warga Sipil

Setelah sekian lama dikuasai serdadu Perang Salib selama 88 tahun, kota Yerusalem, Palestina pada akhirnya kembali jatuh tangan umat Islam. Tepatnya pada 2 Oktober 1187 atau setelah tiga bulan dalam usai pertempuran Hattin, pasukan tentara Islam yang dipimpin Salahudin Al-Ayubi berhasil menaklukan dan membebaskan kota suci yerusalem itu dari kedzaliman dan kebiadaban.

Dalam Penaklukan Kota Yerusalem oleh pasukan Islam di bawah komando saladin/ Salahudin, berbeda dengan ketika tentara Pasukan Salib menduduki Yerusalem pada tahun 1099 dengan membunuh semua umat muslim tanpa terkecuali.

Yakni ketika 40 ribu tentara Peasukan Salib yang dipimpin Peter The Hermit menyerbu tanah suci Palestina, mereka datang dengan dirasuki fanatisme agama yang membabi buta. Guna membangkitkan rasa fanatisme itu, menurut Hallam penulis Barat, ‘setiap cara dan jalan ditempuh’.

Tak peduli biadab atau tidak, semua ditebas remuk redam. Yerusalem banjir darah dan bangkai manusia. Suasana penuh dendam dan amarah, terjadi pula ketika pasukan Perang Salib tiba di Malleville.

Kota itu pun dibumihanguskan. Bahkan tidak kurang dari tujuh ribu penduduk tak berdosa di kota itu dibantai.

Salahudin berjanji untuk tidak menyakiti atau membunuh siapapun yang berada didalam kota Yerusalem dan diapun menepati janjinya. Jenderal dan panglima perang tentara Islam itu menaklukan Yerusalem menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Tak ada balas dendam dan pembantaian, penaklukan berlangsung ‘mulus’ seperti yang diajarkan Al-Qur’an.

2. Membunuh Tangan Kanan Raja Guy Dalam Pertempuran Perang Salib

Pasukan Salib pada saat itu dipimpin oleh Guy de Lusignan.

Seorang fanatik yang menjadi Raja Yerusalem setelah kematian anak Sibylla, Raja Baldwin V yang menggantikan pamannya, Raja ‘Lepra’ Baldwin IV yang dikenal sangat bijaksana.

Guy sangat berambisi untuk menghabisi pasukan Muslim dan yakin bahwa serbuannya ke Tiberias (tempat mukim pasukan Shalahuddin) adalah takdir Tuhan.

Dalam Pertempuran Hattin juga sempat mengubah persepsi mengenai Shalahuddin yang dikenal ‘pengampun’ pada musuhnya.

Imaduddin al-Ishfakhani, sekretaris Shalahuddin membeberkan akan kesaksiannya, “Pada hari itu aku menyaksikan bagaimana Shalahuddin membunuh kaum tak beriman untuk memberi napas bagi Islam dan menghancurkan politeisme untuk membangun monoteisme.”

Adalah Reynauld of Chattilon, tangan kanan Guy Sang Raja Yerusalem, yang membuat Shalahuddin berubah jadi sosok yang kejam. hal itu disebabkan yakni empat tahun sebelumnya, Reynauld membunuh adik perempuan Shalahuddin pada masa gencatan senjata masih terjalin antara pasukan salib dengan pasukan muslim.

Reynauld Memperkosa dan membantai seluruh kafilah muslim yang melewati tanah Palestina. Mengeksekusi dan menjarah wilayah-wilayah muslim.

Hingga Pada akhirnya ketika fajar 4 Juli 1187, berangkatlah pasukan Shalahuddin menyerbu Bukit Hattin tempat berada dimana pasukan salib berkemah. Berhasil mengalahkan begitu telak dan hanya menyisakan sedikit dari mereka.

Walaupun ada beberapa baron dan ksatria ada yang lolos dari kepungan pasukan Shalahuddin. Diantaranya adalah Balian de Ibelin, sosok yang kelak memimpin milisi dan tentara rakyat Yerusalem mempertahankan kota dari pasukan Shalahuddin beberapa bulan kemudian.

Setelah pertempuran usai, Shalahuddin membawa dua tawanan yang paling berharga ke dalam tendanya. Yaitu Raja Guy dan Reynauld. Dua sosok pria yang sangat kelelahan sekaligus kehausan. Shalahuddin tetap memberi Guy sebuah air es yang menyegarkan untuk mendinginkan dahaganya. Guy meminumnya, tetapi kemudian memberikan kepada Reynauld.

Didalam tradisi Arab bahwa seorang tuan rumah tidak boleh membunuh lelaki yang ia beri makan dan minum. Hingga Ketika Reynauld minum dengan begitu entengnya tanpa perintah tuan rumah, Shalahuddin bertanya, “Siapa yang mengizinkanmu minum?”

Reynauld hanya diam bergeming. Shalahuddin pun melanjutkan kalimatnya, “Karena itu aku tidak diharuskan menunjukkan belas kasihan kepadamu.” Seketika kalimat itu usai, Shalahuddin langsung mencabut pedang dari sabuknya dan memenggal kepala Reynauld di hadapan Guy yang ketakutan dan yakin bahwa gilirannya akan tiba.

Melihat Guy yang ketakutan Shalahuddin kemudian berkata, “Raja tidak membunuh Raja. Mengapa kamu tidak mendekati seorang raja agung untuk belajar dari keteladanannya?”

Raja agung yang dimaksud tersebut adalah Raja Baldwin IV, raja yang menderita penyakit lepra sampai akhirnya dia meninggal dunia. Meninggalkan Kerajaan Kristen Yerusalem dalam genggaman Raja Guy.

3. Bersahabat Dengan Raja Inggris Richard The Lion Heart

Pada suatu ketika Richard The Lion Heart memutuskan untuk memimpin perang melawan pasukan Muslim.

Kala itu ia menjadi memimpin dari kavaleri tombak, pasukan berkuda elit pasukan Salib. Menghadapi pasukan Muslim Richard benar-benar sangat maksimal. Hingga akhirnya nampak sekali jika ia kelelahan.

Bahkan kudanya sendiri seperti sudah tidak mampu lagi untuk dipaksa untuk bermanuver. Hal ini pun kemudian diketahui oleh Salahuddin. Alih-alih membunuh si Raja Inggris, Salahuddin justru menyuruh pasukan berkudanya untuk menyerahkan dua ekor kuda yang masih segar kepada Richard.

Sehingga Sang pemimpin pasukan Crusader ini pun kagum bukan main dengan sikap ksatria dan kemuliaan Salahuddin walau kepada musuh sekalipun.

Hingga suatu saat Raja Richard sakit parah, Salahuddin mengirimkan dokter terbaik untuk membantu dalam menyembuhkan Richard. Raja Inggris yang saat itu memang butuh sekali pengobatan merasa kagum luar biasa dengan itikad baik Salahuddin ini.

Tidak hanya dokter, menurut beberapa riwayat Salahuddin juga membawakan buah dan juga es untuk membantu menyembuhkan sang raja.

4. Sultan Saladin Suri Teladan Bagi Umat Muslim

suatu ketika seorang lelaki mengadukan perihal keponakan Sultan Saladin yang bernama Taqiyyuddin. Shalahuddin tetap memanggil putra saudaranya itu untuk dimintai keterangan. Walaupun di tuduh berbuat salah dan akhirnya tuduhan tersebut terbukti tidak berdasar sama sekali, Shalahuddin tidak marah.

Bahkan dia menghadiahkan orang yang menuduhnya itu sehelai jubah dan beberapa pemberian lain. Beliau memang gemar menyedekahkan apa saja yang dimilikinya dan memberikan hadiah kepada orang lain, khususnya pada tamu-tamunya.

Perangai yang dikenal sangat lembut hati, bahkan kepada pelayannya sekalipun. Suatu ketika ia sangat kehausan dan minta dibawakan segelas air, pembantunya menyuguhkan air yang agak panas. Tanpa menunjukkan kemarahan ia terus meminumnya.

Kezuhudan Shalahuddin tertuang dalam ucapannya yang selalu dikenang: “Ada orang yang baginya uang dan debu sama saja.” Sungguh mulia akhlak Sultan Saladin yang patut dicontoh untuk kita dan generasi-generasi Muslim selanjutnya.

5. Kematian Sultan Saladin Yang Tak Mempunyai Harta

Sultan Saladin meninggal karena demam selama 12 hari pada 4 Maret 1193, di Damaskus, tak lama setelah kepergian Richard The Lion Heart.
Sultan Saladin yang telah memberikan sebagian besar hartanya untuk amal, bahkan tidak menyisakan harta kecuali satu dinar dan 47 dirham pada saat dia wafat.

Tidak rumah-rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk biaya pemakamannya walaupun dia adalah seorang Sultan. Sultan Saladin dimakamkan di sebuah makam yang megah di taman luar Masjid Umayyah di Damaskus, Suriah.

Tujuh abad kemudian, Kaisar Wilhelm II dari Jerman menyumbangkan sarkofagus marmer baru ke makam Sultan Saladin. Namun, tidak ditempatkan di dalamnya. Alasan mengapa pemberian Kaisar itu tidak diletakkan di dalam kubur itu mungkin menghormati keinginan Sultan Saladin untuk tidak mengganggu tubuhnya.

Demikianlah betapa luarbiasanya sultan salahudin sebagai pemimpin yang disegani oleh pihak kawan maupun lawan. Pahlawan besar islam yang selalu rendah hati serta mengaplikasikan ajaran-ajaran islam yang penuh kasih tanpa di selingi amarah

referensi
http://www.thelarkinbrigade.com
ismail Blogger yang belum memahami arti kata-kata dalam setiap tulisan. Berjuang menjalani hidup yang penuh warna, syukuri dan jalani.

Belum ada Komentar untuk "SEJARAH SULTAN SALAHUDDIN AL AYUBI SANG PEMBELA ISLAM SANG MACAN PERANG SALIB"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel